Senin, 09 Maret 2009

Rabab Tolong Sampaikan

Seorang paruh baya memainkan rabab menyampaikan rasa gundahnya di depan sebuah rumah makan

Babunyi rabab yo tuan di tangah hari
Digesek anak si urang lintau
Iyo basabab denai banyanyi
Yo dek taragak dari urang rantau

Rabab, adalah sebuah instrumen musik tradisional minangkabau. Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek. Rabab biasanya dimainkan di malam hari di tengah keheningan malam untuk mencapai rasa gundah gulana yang ada di dalam diri pemain. Bisa juga dalam menyampaikan kaba (cerita rakyat). Biasanya pesan para pemain rabab sungguh menyayat hati para pendengarnya.

Apakah rabab mampu menyampaikan rasa sedih meninggalkan handai taulan di ranah. Apakah rabab mengerti perasaan sang pemainnya. Memang sekarang rabab terlihat kuno di generasi muda kita khususnya di generasi muda Minang. Tapi ketika saya mencoba mendengar sedikit bunyinya beberapa waktu yang lalu saya merinding. Ibarat magis yang dapat menghipnotis bila dimainkan dengan sepenuh jiwa.

Entah kenapa sehari sebelum keberangkatan saya balik ke Bandung ada perasaan malas, bahkan perasaan itu tidak sedikit, cukup menyesakkan. Ingin rasanya tidak balik-balik dan menghabiskan waktu diranah selalu. Tapi apa daya demi cita-cita. Demi masa depan yang lebih baik. Juga untuk membahagiakan kedua ibu-bapak tentunya.

Sebelum kuliah saya lewat di depan kampus, eneg banget ngeliaht tuh kampus. Membayangkan hal-hal yang bakal dilalui di minggu-minggu ini. UTS menanti dengan kuis-kuis juga tentunya. Sekarang saya sudah kembali lagi ke rutinitas. Kali ini saya merasa lebih sedih meninggalkan ranah daripada biasanya. Ada apa dengan ranah kali ini? Mungkin kali ini saya menemukan bahwa sesuatu yang beda disana. Tapi kali ini saya hanya menyampaikan rasa sedih saya itu dengan rabab. Bukan dengan memainkannya. Tapi mendengar lagunya yang cukup mengobati hati.

Rabab tolong sampaikan

di copy dari rangmudo.com

1 komentar: